Enam
tahun bersama ternyata membuat kenangan yang manis dan indah. Dan itu terjadi
saat aku masih duduk di Sekolah Dasar. Aku dan dia adalah sahabat saat itu,
walaupun sebelumnya kita saling musuh-musuhan bahkan dikenal dengan sebutan “Kucing
dan Anjing”. Jangankan untuk ngobrol, menyapa pun jarang bahkan hampir ga
pernah. Yaa, maklum dia adalah seorang wanita yang pintar, cantik, tinggi,
putih, dan wow banget deh. Tapi kenapa ya bisa jadi sahabat ??? Akupun aneh
sebelumnya, ketika kelas 6 SD aku nyaman banget sama dia bahkan kita sampe
curhat-curhatan. Hal ini membuatku merasa ingin lebih deket lagi atau mulai
cinta monyet.
Namun
harapan itu hancur saat kelulusan. Aku dan dia melanjutkan disekolah yang
berbeda. Dan pada saat itulah mulai “lose contact”. Akupun menceritakan ini
pada sahabatku yang satu lagi, panggil saja dia Win.
“Win, gue
lagi galau.”
“Galau
kenapa emang ?”
“Gue beda
sekolah sama dia...”
“Dia
siapa ?? Vero maksud lo ?? #ups keceplosan ...”
“Hhhh,
kebiasaan deh. Iyalah, emang siapa lagi ?”
“Santai
mas broo ,,, hahhahhaha ..... Emang dia sekolah dimana ??”
“Di SMP
Kusuma Negara, Jaksel dan gue di SMP Patriot Bangsa.”
“Wow,
perasaan gue gak nanya elu deh ... hehhhehe ...#piss. Ternyata di Kusuma Negara
?” (dengan perasaan kaget)
“Plis deh
ga usah lebay gitu, emang elu tau ??”
“Heh,
dodol. Gue juga sekolah disitu kali...”
“Yang
bener ?? masa sih??”
“Iyalah,
gue itu beda kelas ma dia.”
“Asik,
bisa info-info dong .... yaa,, yaa,, yaa,,,”. Akupun agak sedikit lega dengan
berita tersebut. Jadi setidaknya bisa tau keadaannya disana.
Hampir
setiap minggu sekali aku selalu menghubungi sahabatku untuk menanyakan
keadaannya, dia gimana, sama siapa, dan lain-lain. Tapi setelah difikir-fikir
aku terlalu agresif juga dan akhirnya aku mengurangi kegiatan konyolku itu.
Dua
bulan kemudian, aku tidak sengaja bertemu dengannya disebuah Mall. Dan apa yang
kulihat ?? Vero udah punya pacar, dan tajir pula. Dengan diantar oleh sebuah
mobil mewah, dia berjalan masuk dengan pacarnya. Aku pun sedikit minder ngeliat
nya, dan aku pun enggan untuk menyapanya. Ku ikuti dia dalam beberapa waktu di
mall, sehingga teman ku marah-marah.
”Elu ngapain sih ngikutin cewe itu?”, tanya
Ara.
“Ssstt,,
Lu ga perlu tau deh yang penting lu temenin gue!” jawabku.
“Hhhh...
dasar,”
Akupun
bersama Ara terus mengikutinya sekitar 15 menit lah. Soalnya aku pun masih ada
perlu dengan urusan lain.
Keesokan
harinya, aku dan Ara pulang bersama. Tiba-tiba ketika kami sedang berjalan, Ara
melihat seseorang yang membuat dia hysteris.
“Hah, itu
kan Bryan “, sambil memegang tangan ku.
“Apa sih
ra, yah.. cowo itu lagi..”, jawabku dengan santai.
“Heh, dia
itu cowo terkeren di sekolahnya, dan dia itu adalah anak seorang donatur
terbesar sekolah.”
“Terus
gue harus bilang waw gitu?”
“Ih , apa
sih lo. Waah beruntung banget deh kalo jadi pacarnya, mau doongg.”
“Dasar,
ALAY lu Ra..”. Setelah itu, aku pulang kerumah. Dan sampai dirumah, aku merasa
familiar dengan wajah si Bryan itu. Nah, sekarang aku inget. Dia dan pacarnya
vero. Hah pacar vero? Langsung jleb bangeet deh.
Singkat
cerita, Wila mengajak teman-teman SD untuk reunian di sebuah tempat yang cukup
indah yaitu di Taman Cibodas. Alhasil? Tidak semua ikut, hanya beberapa orang
yang ikut . Tapi tak apa, yang penting Vero ikutpun itu udah jadi special
banget deh. Nah, kami pun berangkat dengan menggunakan sebuah mobil clasic
milik Wina. Aku, Wina, Vero, Andre, Vino, dan Ardi berangkat ke Cibodas. Di
sepanjang perjalanan, kami semua bercerita pengalaman masing-masing dan Vero
masih saja selalu menceritakan tentang idolanya Afgan.
Vero
kini semakin cantik, sikapnya yang lembut dan ramah, tatapan matanya yang hidup
seakan - akan penuh arti setiap tatapannya. Wajahnya yang berketurunan Belanda
itu, semakin manis ketika di lihat. Wah beruntuk sekali yang menjadi pacarnya,
dan aku ingin menjadi salah satu orang yang beruntung juga untuk memilikinya.
Di
sela-sela perjalanan Vero menceritakan tentang pacarnya Bryan. Dan apa yang
terjadi? Hubungannya dengan Bryan kandas, karena Bryan kepergok jalan sama cewe
lain. Aku pun sedikit sedih mendengarnya, namun aku bahagia juga karna aku bisa
mendekati Vero bahkan mengungkapkan perasaanku padanya di kesempatan ini. 3 jam
perjalanan kami tempuh, dan akhirnya kami semua sampai di tempat tujuan.
Cibodas
memang salah satu tempat wisata dengan udara yang sejuk dan pemandangan indah yang dapat menyegarkan mata. Kami pun
sempat mengabadikan moment ini dengan berfoto di tempat-tempat tertentu, kami
juga menikmati indahnya air terjun Ciismun yang terkenal di situ. Dan waw,
perjalanannya cukup jauh dan ex-treme pula. Waktu pun mulai akan senja,
tiba-tiba Wina menarikku.
“Apa sih
Win, pake tari-tarik segala “, kataku sedikit kesal.
“Heh, ini
saatnya elu nyatain perasaan lu ke dia “ katanya.
“Maksudnya??”,
tanyaku lagi.
“Udah deh
, lu jangan pura-pura. Gue tau ko lu senengkan, saat Vero cerita dia putus dari
Bryan .” Aku pun tersenyum malu saat itu dan aku pun menjawab,
“Iya sih
tapi.....”,
“Udah
jangan tapi –tapi, dia lagi butuh lo sekarang cepet samperin dia !”
Aku pun
menuruti apa kata Wina yaitu menemui Vero. Dengan rasa malu, takut dan
deg-degan saat itu. Ini dengan pertama kalinya aku nembak cewek. Vero pun
menyapaku dengan suara lembutnya,
“Ada apa
Rel?” tanya Vero.
“Engga
ko, Ver .” Jawabku dengan gugup. Lalu aku bertanya akan kejadiannya dengan
Bryan. Dia pun menceritakannya kepadaku,
dan membuatku semakin percaya diri bahwa dia akan akan menerima ku jadi
pacarnya. Akhirnya aku mencoba
mengatakan kepada Vero,
“Vero, aku...aku....”
dengan rasa gugup.
“Aku apa
Rel?”, tanyanya dengan heran.
“Aku.. aku
boleh bilang sesuatu padamu? ”
“Sesuatu,
kamu bawa syahrini Rel ? “ Dia menjawab dengan tersenyum dan nada bercanda.
“Yah, Vero malah bercanda. Aku serius nih,” Aku meyakinkan.
“Hahaha,
iya maaf –maaf. Emang kamu mau bilang apa ?“
“Ma..
ma.. mau bilang kalo aku ....” tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada seseorang
yang memanggil Vero dengan suara keras. Vero pun terkejut dan terlihat
senang saat melihatnya.
Dia pun
berkata padaku .
“Akhirnya
kak Rio datang juga. Tau ga Rel? Dia kemarin nembak aku dan aku memberikan
syarat padanya. Kalo emang dia beneran suka dan cinta sama aku, tolong jemput
aku di Cibodas. Dan Kak Rio melakukannya, so sweet kan ??!!!..”
“Hah??? Jadi
.... jadi kamu udah punya pacar lagi?” tanyaku dengan perasaan hancur.
“Iya
dong, tuh pangeranku Rio Pratama Kusumah sudah ada didepan mata. Ya sudah aku
temui Kak Rio dulu ya dan tolong bilang pada teman-teman aku akan pulang
bersamanya.” Lalu Vero pun pergi meninggalkanku sendiri dan aku pun tak dapat
berkata-kata lagi. Yang ada hanya menyesal, menyesal, dan menyesal. Galau,
galau, dan galau... Saat itu, perasaanku hancur. Dan yang ada dibenakku, hanya ada
tiga buah kata yaitu “GUE GAGAL NEMBAK” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar